Tradisi Gentingi Tandai Proses Giling Tebu Dimulai
Prosesi Tradisi Gentingi di PG Rendeng Kudus, untuk menandai dimulai proses penggilingan tebu atau produksi gula musim tahun ini.Kamis (24/4)
KUDUS-Pabrik Gula (PG) Rendeng Kudus turut Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus, kembali melaksanakan kirab Pengantin Tebu, Kamis (24/4) pagi. Tradisi yang dinamai Gentingi itu, untuk menandai dimulai proses penggilingan tebu atau produksi gula musim ini di pabrik gula trsebut.
Pantauan di lokasi, mempelai pengantin tebu itu dinamai Sri Narendra Rosan Prakoso (pengantin pria) dan Sri Ratu Rosan Nan Indah (pengantin wanita). Keduanya merupakan batang tebu pilihan yang berasal dari kebun unggulan di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus.
Arak-arakan pengantin tebu itu dimulai dari seberang PG Rendeng turut Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, dengan diiringi kesenian barongan. Sampai di halaman pabrik, kedua batang tebu yang diistimewakan tersebut disambut jajaran manajemen pabrik.
Selanjutnya, tebu pria diserahkan Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris dan tebu wanita diserahkan Direktur Keuangan PT Sinergi Gula Nusantara PG Rendeng Haryanto, untuk dimasukkan ke mesin penggiling bersama puluhan batang tebu lainnya sebagai pengiring.
Tidak hanya itu, layaknya pernikahan manusia, di komplek pabrik gula yang telah berdiri Tahun 1840 silam oleh perusahaan Belanda itu digelar resepsi pernikahan atau Tradisi Gentingi. Puluhan pengiring penganting tersebut pun yang menjadi tau pengantin.
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris yang hadir dalam acara tersebut, berharap agar produksi gula di PG Rendeng tahun ini bisa naik hingga 300 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tentunya, diimbangi dengan kualitas tebu yang baik dari petani.
‘’Tadi sudah kita komunikasi dengan manager PG Rendeng, bahwa menargetkan kenaikan produksi 200 persen. Kita doakan tercapai 300 persen,’’ ujar Sam’ani.
Pihaknya pun memberikan dukungan atas Tradisi Gentingi tersebut dan dapat dilestarikan. Bahkan dia menggagas bisa menjadi sebuah even budaya khas Kota Kretek, dan menggandeng pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Kudus.
‘’Semoga bisa terus dilestarikan dan dijadikan event wisata tahunan sebagai bentuk pelestarian,” ungkapnya.
‘’Dulu itu kalau ada acara tradisi Gantingi melibatkan pelaku UMKM. Jadi harapannya kedepan, kalau diadakan lagi bisa melibatkan perekonomian masyarakat sekitar juga,’’ imbuhnya.
Sementara Direktur Keuangan PT Sinergi Gula Nusantara PG Rendeng, Haryanto menuturkan, saat ini sudah ada 312 ribu tok tebu yang siap digiling tahun ini. Dari sejumlah tebu tersebut, akan menghasilkan sekitar 20 ribu ton gula.
‘’Kita targetkan tahun ini naik 200 persen dibanding tahun kemarin. Mulai giling nanti 4 Mei sampai Oktober 2025. Masa giling selama 120 hari,’’ jelasnya.
Pihaknya pun mengaku telah menyiapkan berbagai Langkah, agar produksi gula tahun ini bisa meningkat. Di antaranya, memperbaiki mesin penggiling tebu, perluasan area tebu, hingga perbaikan bibit tebu untuk petani.
‘’Tebunya ini kita ambil dari petani di wilayah Muria Raya, dari Semarang juga ada,’’ tambahnya.
Disisi lain, diharapkan dengan berbagai upaya yang dilakukan itu, dapat menaikkan kualitas dan kuantitas produksi gula di PG Rendeng. Rendemen gula di pabrik setempat sendiri berkisar di angka 7,15 persen.
‘’Dengan adanya program swasembada gula dari pemerintah pusat, biar harga menarik sehingga petani tertarik menanam tebu. Kemudian juga didukung dengan kebijakan impor kemarin, semoga produk gula lokal terdampak positif,’’ pungkasnya. (han)
Posting Komentar untuk "Tradisi Gentingi Tandai Proses Giling Tebu Dimulai"
Posting Komentar