Filipina dan Amerika Serikat Cicipi Kerasnya Persaingan Meraih Titel Kampiun
Pasangan ganda putri Global Badminton Academy (Amerika Serikat) Zoey Tan/Cassidy Yeh, saat bertanding melawan pasangan Power Rajawali, Keisha Hayu Aristawidya/Raisya Siti Zafira Fatma, di sektor U-19 Putri Polytron Superliga Junior 2025.
jatengposnews.com, KUDUS-Polytron Superliga Junior 2025 menjadi kawah candradimuka para pebulutangkis muda, untuk menggembleng kemampuan dan teknik mereka di atas lapangan dalam format beregu.
Tak hanya bagi atlet-atlet Indonesia, turnamen bergengsi persembahan Bakti Olahraga Djarum Foundation dan Polytron ini, juga memantik minat pebulutangkis mancanegara. Selain Thailand, Malaysia dan Singapura yang selalu hadir sejak tahun-tahun sebelumnya, terdapat pula negara-negara baru yang ingin ‘mencicipi’ kerasnya persaingan meraih gelar juara. Diantaranya Filipina dan Amerika Serikat.
Head of Development Philippine Badminton Association, Melvin Nubla mengatakan keikutsertaan negaranya pada Polytron Superliga Junior tahun ini, menjadi momen bersejarah karena pertama kalinya tampil di turnamen beregu ini. Bagi Melvin, dengan ikut bersaing di turnamen kelas internasional, membuat atlet-atlet junior Filipina akan mendapatkan banyak pengalaman melawan pemain dari negara yang berbeda, termasuk Indonesia.
‘’Polytron Superliga Junior 2025 adalah turnamen luar biasa karena memberikan banyak hal positif bagi atlet muda,’’ ujarnya.
Menurutnys, kerasnya persaingan segera terasa di dua nomor yang mereka ikuti. Di sektor U-17 Putri, Filipina yang tergabung di Grup A berjumpa dengan Granular (Thailand), PB Djarum (Indonesia), Gideon Badminton Academy (Indonesia), New Taipei High School (China Taipei), dan Polandia Team. Hingga hari ketiga turnamen, Filipina harus menelan tiga kali kekalahan beruntun atas PB Djarum, Granular dan Gideon Badminton Academy.
Sementara itu, di sektor U-19 Putri, skuad Mutiara Laut dari Orien ini, sudah memetik satu kemenangan atas Tim Polandia usai dua kali menelan kekalahan dari PB Djarum dan Banthongyord Thailand. Tergabung di Grup A, mereka masih akan menjalani laga melawan PB Mutiara Cardinal Bandung.
‘’Terus terang, level permainan tim-tim dari Indonesia jauh di atas kami, tetapi kami justru menjadikannya sebagai pelajaran berharga. Indonesia punya gaya main komplet: cepat, lincah, punya strategi, bukan sekadar power. Ini yang ingin kami tiru di Filipina,’’ tuturnya.
Salah satu atlet U-17 Filipina, Nica Ysabel Gulpany yang baru berusia 14 tahun mendapat banyak pelajaran meski timnya belum bisa menuai hasil optimal di Polytron Superliga Junior 2025. Ia bersama rekan-rekannya harus menelan pil pahit berada di dasar klasemen sementara Grup A dan belum mengumpulkan satu pun poin.
“Saya bisa melihat langsung gaya main berbeda dari tiap negara. Rasanya masih jauh dari level mereka, tapi saya masih sangat muda dan akan berusaha keras untuk terus meningkatkan kemampuan bermain,” tutur Nica.
Tak hanya Filipina, Amerika Serikat pun mengirimkan wakil untuk pertama kalinya bersaing pada Polytron Superliga Junior 2025. Manager sekaligus Pelatih Global Badminton Academy, Eti Gunawan memanfaatkan turnamen yang berlangsung di Kudus, Jawa Tengah ini, sebagai ajang untuk mengetahui level kualitas anak asuhnya saat melawan negara-negara Asia termasuk Indonesia. Di saat bersamaan, ajang ini juga menjadi persiapan atlet-atlet muda AS menghadapi Kejuaran Dunia Junior yang akan berlangsung pada 6-19 Oktober 2025 di Guwahati, India.
‘’Di AS, pembinaan usia muda sudah berjalan. Tapi jumlah pemain kami terbatas, sehingga kadang ada atlet yang main rangkap single dan double. Di Polytron Superliga Junior 2025, para pemain bisa belajar bertanding dengan format beregu yang ketat, mengenal strategi, dan membangun mental juang,’’ jelasnya.
Pemain junior AS yang memperkuat tim U-19 Putri, Zoey Tan tak ingin melewatkan kesempatan untuk bermain di Polytron Superliga Junior 2025. Dengan begitu, ia bisa menjajal kualitasnya di turnamen yang sangat kompetitif. Putri berusia 16 tahun itu juga menganggap Indonesia menjadi salah satu barometer kekuatan bulutangkis dunia.
‘’Saya datang ke Indonesia karena ingin mendapatkan pengalaman pertama bertanding di Asia. Di sini levelnya tinggi sekali, terutama tim-tim dari Indonesia dan Thailand. Namun, itu akan jadi motivasi untuk saya berlatih lebih keras,’’ ungkapnya. (han)
Posting Komentar untuk "Filipina dan Amerika Serikat Cicipi Kerasnya Persaingan Meraih Titel Kampiun"
Posting Komentar